BRI 006201001451531 a.n zaenal aripin
Rasulullah pagi itu sibuk memperhatikan
bajunya dengan cermat. Baju satu-satunya dan itupun ternyata sudah usang. Baju
yang setia menutup aurat beliau. meringankan tubuh beliau dari terik matahari
dan dinginnya udara. Baju yang tidak pernah beristirahat.
Tetapi beliau tak mempunyai uang sepeser
pun. Dengan apa beliau harus membeli baju? Padahal baju yang ada sudah waktunya
diganti. Rasulullah sebenarnya dapat saja menjadi kaya mendadak, bahkan terkaya
di dunia ini. Tapi sayang, beliau tak mau mempergunakan kemudahan itu. Jika
beliau mau, Allah dalam sekejap bisa mengubah gunung dan pasir menjadi
butir-butir emas yang berharga. Beliau tak sudi berbuat demikian karena
kasihnya kepada para fakir yang papa. siapakah yang akan menjadi teladan jika
bukan beliau..? Contoh untuk menahan derita, menahan lapar dan dahaga, menahan
segala coba dan uji Allah dengan kesabaran. Selalu mensyukuri nikmat Allah
berapa pun besarnya. Siapa lagi kalau bukan beliau yang menyertai umatnya dalam
menjalani iradat yang telah ditentukan Allah. Yaitu kehidupan dalam jurang
kedukaan dan kemiskinan. Siapa pula yang harus menghibur mereka agar selalu
bersabar dan rela dengan yang ada selain beliau? Juga siapa pula yang harus
menanamkan keyakinan akan pahala Allah kelak di akhirat jika bukan beliau?
Yah,...hanya beliaulah yang mampu
menjalankan berbagai hal diatas. benar,...baliaulah satu-satunya manusia yang
mendapatkan amanat dari Allah untuk semua umat manusia. Tugas yang lebih murni
dan mulia daripada intan berlian serta butiran emas yang lain. Lebih halus dari
sutera serta lebih indah dari segala keindahan yang dikenal manusia di dunia
ini. lebih megah dari segala kedudukan dan derajad kehidupan manusia yang
katanya sudah megah.
"Semua itu hanyalah merupakan
kesenangan dunia sedang di sisi Allah yang paling baik dan sebaik-baik tempat
kembali"
Perjuangan itu tidak mudah. bahkan
sangat berat bagi beliau. Menegakkan yang hak hanya dapat dicapai dengan penuh
keimanan dan kekuatan. sabar dalam menghadapi setiap malapetaka yang menimpa,
bersyukur yang dilakukan dengan hati bersih. dalam keadaan bagaimanapun, baik
dalam duka maupun suka, bersyukur dan keimanan harus selalu menyertai. Itulah
pokok risalah yang dibawa Rasulullah saw.
Allah Maha Bijaksana, tidak akan
membiarkan hamba-Nya terkasih kebingungan. Rasulullah diberinya rezeki sebanyak
delapan dirham. Bergegas beliau melangkah ke pasar. Tentunya kita maklum. uang
sekian itu dapat dibelikan apa. Apakah cukup untuk membeli makan, minum, serta
pakaian penutup badan? Oleh sebab itu, bergembiralah hai para fakir dan miskin!
Nabi kita, Muhammad saw telah memberikan contoh begitu jelas. Nabi yang kita
cintai, hamba kesayangan Allah pergi ke pasar dengan uang sedikit seperti yang
kita miliki. Tetapi nabi kita ini, dengan ridha pergi ke pasar berbekal uang
delapan dirham untuk berbelanja. Meskipun beliau miskin, beliau senang sekali
hidup. Beliau belum ingin mati meski kemiskinan menjerat setiap hari.
Di tengah perjalanan menuju pasar,
beliau menemukan seorang wanita yang menangis. Ternyata wanita yang kehilangan
uang. Segera beliau memberikan uangnya sebanyak dua dirham. Beliau berhenti
sejenak untuk menenangkan wanita itu.
Rasulullah bergegas menuju ke pasar yang
semakin ramai. Sepanjang lorong pasar banyak sekali masyarakat yang menegur beliau
dengan hormat. Selalu menjawab dan memberikan salam yang mengingatkan akan
kebesaran Allah semata. Beliau langsung menuju tempat di mana ada barang yang
diperlukannya. Dibelinya sepasang baju dengan harga empat dirham. beliau segera
pulang. Di perjalanan beliau bertemu dengan seorang tua yang telanjang. Orang
tersebut dengan iba memohon sepotong baju untuk dipakainya. Rasulullah yang
memang pengasih itu tidak tahan melihat. Langsung diberikannya baju yang baru
dibeli. Beliau kembali ke pasar utnuk membeli baju lagi seharga dua dirham.
Tentu saja lebih kasar dan jelek kualitasnya daripada yang empat dirham. dengan
gembira beliau pulang membawa bajunya.
Langkahnya dipercepat karena sengatan
matahari yang semakin terik. Juga angin malam yang telah mulai berhembus
pelan-pelan. Beliau tidak ingin kemalaman di jalan. Tak lama beliau melangkah
ke luar pasar, ditemuinya lagi wanita yang menangis tadi. Wanita itu kelihatan
bingung dan sangat gelisah. Rasulullah saw mendekat dan bertanya mengapa.
Wanita itu ternyata ketakutan untuk pulang. Dia telah terlambat dari batas
waktu, dan takut dimarahi majikannya jika pulang nanti. Rasulullah saw langsung
menyatakan akan mengantarkannya.
Wanita itu berjalan yang diikuti
Rasulullah saw dari belakang. Hatinya tenang karena Rasulullah saw pasti akan
melindungi dirinya. Dia yakin majikannya akan memaafkan, karena kepulangan yang
diantarkan oleh manusia paling mulia di dunia ini. Bahkan mungkin akan
berterima kasih karena pulang membawa kebaikan bersama dengan kedatangan nabi
dan rasul mereka. Mereka terus berjalan hingga sampai ke perkampungan kaum
Anshari. Kebetulan saat itu yang ada hanyalah para isteri mereka.
"Assalamu'alaikum
warahmatullah", sapa Rasulullah saw keras. Mereka semuanya diam tak
menjawab. Padahal mereka mendengar. Hati mereka diliputi kebahagiaan karena
kedatangan Nabi. Mereka menganggap salam Rasulullah saw sebagai berkah dan
seperti lebaran saja. Mereka masih ingin mendengarnya lagi. Ketika tak
terdengar jawaban, Rasulullah saw memberi salam lagi. Tetap tak terdengar
jawaban. Rasulullah saw mengulang untuk yang ketiga kali dengan suara lantang,
Assalamu'alaikum warahmatullah. Serentak mereka menjawab.
Rasulullah sangat heran dengan semua
itu. Beliau menanyakan pada mereka apa sebabnya. Mereka mengatakan, "
Tidak ya Rasulullah. Kami sudah mendengar sejak tadi. Kami memang sengaja, kami
ingin mendapatkan salam lebih banyak". Rasulullah melanjutkan,
"Pembantumu ini terlambat pulang dan tidak berani pulang sendirian.
Sekiranya dia harus menerima hukuman, akulah yang akan menerimanya".
Ucapan ini sangat mengejutkan mereka. Kasih sayang Nabi begitu murni, budi
pekerti yang utama, yang indah tampak dihadapan mereka. Beliau menempuh
perjalanan begitu panjang dan jauh hanya untuk mengantarkan seorang budak yang
takut dimarahi majikannya. Lagipula hanya karena terlambat pulang. Bahkan
memohonkan maaf baginya pula. Sehingga karena harunya, mereka berkata,
"Kami memaafkan dan bahkan membebaskannya. Kedatangannya kemari bersama
anda karena untuk mengharap ridha Allah semata". Budak itu tak terhingga
rasa terima kasihnya. Bersyukur atas karunia Allah swt dan kebebasannya karena
dari Rasulullah saw.
Rasulullah saw pulang dengan hati
gembira. Telah bebas satu perbudakan dengan mengharap ridha Allah swt
sepenuhnya. Beliau juga tak lupa mendoakan para wanita itu agar mendapatkan
berkah dari Allah swt. Semoga semua harta dan turunan serta semoga selalu tetap
dalam keadaan iman dan islam. Beliau sibuk memikirkan peristiwa sehari tadi.
Hari yang penuh berkah dan karunia Allah swt semata. Akhirnya beliau berujar
dengan, "Belum pernah kutemui berkah angka delapan sebagaimana hari ini.
Delapan dirham yang mampu mengamankan seseorang dari ketakutan, dua orang yang
membutuhkan serta memerdekakan seorang budak". Bagi seseorang muslim yang
memberikan pakaian pada saudara sesama muslim, Allah akan memelihara selama
pakaian itu masih melekat.
Al-Islam - Pusat Informasi dan
Komunikasi Islam Indonesia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar