Ciri-Ciri,
Teori, dan Reaksi Masyarakat Terhadap Globalisasi
Ilustrasi globalisasi
Globalisasi adalah proses penyebaran unsur-unsur baru khususnya
yang menyangkut informasi secara mendunia
melalui media cetak dan elektronik.
Khususnya, globalisasi terbentuk oleh adanya kemajuan di bidang komunikasi dunia.
Ada pula yang mendefinisikan globalisasi sebagai hilangnya batas ruang dan waktu akibat kemajuan teknologi informasi. Globalisasi terjadi karena faktor-faktor nilai budaya luar, seperti:
a. selalu meningkatkan pengetahuan; f. etos kerja;
b. patuh hukum; g. kemampuan memprediksi;
c. kemandirian; h. efisiensi dan produktivitas;
d. keterbukaan; i. keberanian bersaing; dan
e. rasionalisasi; j. manajemen resiko.
Globalisasi terjadi melalui berbagai saluran, di antaranya:
a. lembaga pendidikan dan ilmu pengetahuan;
b. lembaga keagamaan;
c. indutri internasional dan lembaga perdagangan;
d. wisata mancanegara;
e. saluran komunikasi dan telekomunikasi internasional;
f. lembaga internasional yang mengatur peraturan internasional; dan
g. lembaga kenegaraan seperti hubungan diplomatik dan konsuler.
Globalisasi berpengaruh pada hampir semua aspek kehidupan masyarakat. Ada masyarakat yang dapat menerima adanya globalisasi, seperti generasi muda, penduduk dengan status sosial yang tinggi, dan masyarakat kota. Namun, ada pula masyarakat yang sulit menerima atau bahkan menolak globalisasi seperti masyarakat di daerah terpencil, generasi tua yang kehidupannya stagnan, dan masyarakat yang belum siap baik fisik maupun mental.
Unsur globalisasi yang sukar diterima masyarakat adalah sebagai berikut.
a. Teknologi yang rumit dan mahal.
b. Unsur budaya luar yang bersifat ideologi dan religi.
c. Unsur budaya yang sukar disesuaikan dengan kondisi masyarakat.
Unsur globalisasi yang mudah diterima masyarakat adalah sebagai berikut.
a. Unsur yang mudah disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi masyarakat.
b. Teknologi tepat guna, teknologi yang langsung dapat diterima oleh masyarakat.
c. Pendidikan formal di sekolah.
Modernisasi dan globalisasi membawa dampak positif ataupun negatif terhadap perubahan Sosial dan budaya suatu masyarakat.
Khususnya, globalisasi terbentuk oleh adanya kemajuan di bidang komunikasi dunia.
Ada pula yang mendefinisikan globalisasi sebagai hilangnya batas ruang dan waktu akibat kemajuan teknologi informasi. Globalisasi terjadi karena faktor-faktor nilai budaya luar, seperti:
a. selalu meningkatkan pengetahuan; f. etos kerja;
b. patuh hukum; g. kemampuan memprediksi;
c. kemandirian; h. efisiensi dan produktivitas;
d. keterbukaan; i. keberanian bersaing; dan
e. rasionalisasi; j. manajemen resiko.
Globalisasi terjadi melalui berbagai saluran, di antaranya:
a. lembaga pendidikan dan ilmu pengetahuan;
b. lembaga keagamaan;
c. indutri internasional dan lembaga perdagangan;
d. wisata mancanegara;
e. saluran komunikasi dan telekomunikasi internasional;
f. lembaga internasional yang mengatur peraturan internasional; dan
g. lembaga kenegaraan seperti hubungan diplomatik dan konsuler.
Globalisasi berpengaruh pada hampir semua aspek kehidupan masyarakat. Ada masyarakat yang dapat menerima adanya globalisasi, seperti generasi muda, penduduk dengan status sosial yang tinggi, dan masyarakat kota. Namun, ada pula masyarakat yang sulit menerima atau bahkan menolak globalisasi seperti masyarakat di daerah terpencil, generasi tua yang kehidupannya stagnan, dan masyarakat yang belum siap baik fisik maupun mental.
Unsur globalisasi yang sukar diterima masyarakat adalah sebagai berikut.
a. Teknologi yang rumit dan mahal.
b. Unsur budaya luar yang bersifat ideologi dan religi.
c. Unsur budaya yang sukar disesuaikan dengan kondisi masyarakat.
Unsur globalisasi yang mudah diterima masyarakat adalah sebagai berikut.
a. Unsur yang mudah disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi masyarakat.
b. Teknologi tepat guna, teknologi yang langsung dapat diterima oleh masyarakat.
c. Pendidikan formal di sekolah.
Modernisasi dan globalisasi membawa dampak positif ataupun negatif terhadap perubahan Sosial dan budaya suatu masyarakat.
Mengenal Globalisasi
Istilah ini belakangan mulai marak. Era globalisasi sering
didengungkan sebagai era baru yang siap "mengancam". Persaingan
menjadi lebih nyata dirasakan oleh setiap warga dalam berbagai bidang. Seperti
perdagangan. Terutama jika salah satu negara memiliki pengaruh yang lebih besar
dibandingkan dengan negara lain.
Contoh paling nyata yang terjadi sekarang ini adalah
maraknya berbagai merek telepon genggam buatan luar negeri, terutama China, di
Indonesia. Bentuk interaksi warga China dengan Indonesia menjadi tanpa jarak
dengan adanya produk-produk tersebut. Kedua negara tersebut saling memengaruhi,
berinteraksi, dan bergantung. Kurang lebih seperti itulah yang dinamakan globalisasi.
Istilah globalisasi sendiri sebenarnya mengacu pada kata
dasar "global", yang artinya universal atau menyeluruh.
Mengacu pada hal ini, istilah globalisasi menjadi sesuatu yang memiliki daya
cakup luas. Globalisasi bisa diterapkan pada istilah politik, ekonomi, dan
sejarah sekalipun.
Globalisasi juga bisa berkenaan dengan sebuah proses. Proses
yang pada akhirnya wajar terjadi di antara para penduduk negeri. Kebergantungan
satu sama lain, sokongan yang diterima dari negara lain sehingga menyamarkan
batasan dalam bernegara adalah hal-hal lumrah dalam globalisasi.
Ciri-Ciri Globalisasi
Masyarakat adalah "target utama" dalam gejala
globalisasi ini. Identifikasi globalisasi sendiri juga bisa dilihat dari
apa-apa saja yang terjadi di masyarakat. Selain masyarakat, hal lain yang
mengidentifikasikan bahwa telah terjadinya globalisasi adalah perkembangan
teknologi itu sendiri.
Berikut ini beberapa ciri yang menandakan semakin
berkembangnya fenomena globalisasi pada era modern sekarang ini.
1. Ciri-ciri Globalisasi - Perubahan
Teknologi
Perubahan dalam ruang dan waktu. Perkembangan barang-barang,
seperti handphone, televisi satelit, dan internet menunjukkan
bahwa komunikasi global terjadi begitu cepat. Sementara itu, melalui pergerakan
massa semacam turisme memungkinkan untuk merasakan banyak hal dari budaya yang
berbeda.
Kedua hal tersebut, teknologi dan majunya bidang pariwisata
suatu negara adalah faktor yang juga mendukung semakin pesatnya arus
globalisasi. Tidak ada pembatas antar warga negara yang satu dengan yang lain,
yang ada hanya pembeda.
2. Ciri-ciri Globalisasi - Kehidupan
Ekonomi
Ciri-ciri globalisasi selanjutnya berkaitan dengan keadaan
ekonomi. Pasar dan produksi ekonomi di negara-negara yang berbeda menjadi
saling bergantung. Hal ini sebagai akibat dari pertumbuhan perdagangan
internasional, peningkatan pengaruh perusahaan multinasional, dan dominasi
organisasi seperti World Trade Organization (WTO).
Berdasarkan ciri-ciri globalisasi yang satu ini,
masing-masing negara pada akhirnya dituntut untuk meningkatkan kualitas
produksinya. Jika tidak, maka siap-siap saja terlindas oleh kualitas barang
produksi yang diciptakan negara lain. Sebagai negara yang tengah berkembang,
Indonesia patut hati-hati dengan hal yang satu ini. Mengingat rendahnya
kepercayaan masyarakat Indonesia terhadap kualitas produk dalam negeri sendiri.
3. Ciri-ciri Globalisasi -
Berkembangnya Media Massa dan Budaya
Peningkatan interaksi kultural melalui
perkembangan media massa, khususnya televisi, film, musik, dan transmisi berita
serta olahraga internasional juga menjadi ciri-ciri globalisasi yang
selanjutnya.
Sekarang ini, kita dapat mengonsumsi dan mendapat pengalaman
baru tentang berbagai hal yang melintasi beraneka ragam budaya, seperti halnya
dalam bidang fashion, literatur, dan makanan. Perubahan budaya
menjadi satu hal yang paling mudah dikenali sebagai ciri-ciri bahwa telah
terjadi globalisasi. Contohnya adalah ketika kita dengan mudah mendapatkan
pengaruh dari musik-musik luar negeri.
4. Ciri-ciri Globalisasi -
Meningkatnya Masalah
Ciri-ciri globalisasi selanjutnya adalah meningkatnya
masalah dunia, seperti pada bidang lingkungan hidup, krisis multinasional,
inflasi regional, dan lain sebagainya. Masalah tersebut lahir karena
keterikatan satu negara dengan negara yang lain. Sehingga, antara negara yang
satu dengan negara yang lainnya, lebih mungkin mengalami berbagai
persinggungan.
Teori Globalisasi
Dalam hubungannya dengan globalisasi, ada tiga teori yang
dapat ditinjau. Teori tersebut tentu saja lahir dari mereka yang ahli dalam
bidang ini. Mereka adalah pengamat dari berbagai bidang yang tentu saja terkena
dampak globalisasi. Pengamat tersebut dibagi menjadi tiga, sebut saja
mereka globalis, tradisionalis, dan transformasionalis. Berikut ini tiga teori
tersebut.
·
Para globalis percaya
bahwa globalisasi merupakan sebuah kenyataan yang memiliki konsekuensi nyata
terhadap keberlangsungan kehidupan manusia dan lembaga di dunia. Para globalis
percaya bahwa negara-negara dan kebudayaan lokal akan lenyap
diterjang kebudayaan dan ekonomi global yang homogen. Meskipun begitu, para
globalis tidak memiliki pendapat yang sama tentang konsekuensi terhadap proses
tersebut.
·
Para tradisionalis tidak
percaya bahwa globalisasi sedang terjadi. Kelompok ini berpendapat bahwa
fenomena ini merupakan sebuah mitos semata. Jika memang ada, fenomena
globalisasi terlalu dibesar-besarkan. Para tradisionalis merujuk
bahwa kapitalisme telah menjadi sebuah fenomena internasional
selama ratusan tahun. Apa yang sedang terjadi dan dialami saat ini merupakan
tahap lanjutan saja atau evolusi dari produksi dan perdagangan kapital.
·
Para transformasionalis berada
di antara para globalis dan tradisionalis. Kelompok ini setuju bahwa pengaruh
globalisasi telah sangat dilebih-lebihkan oleh para globalis. Akan tetapi,
mereka pun berpendapat bahwa sangat bodoh jika menyangkal keberadaan konsep
ini. Teoritis ini berpendapat bahwa globalisasi seharusnya dipahami sebagai
seperangkat hubungan yang saling berkaitan dengan murni melalui sebuah kekuatan
yang sebagian besar tidak terjadi secara langsung. Kelompok atau kalangan ini
menyatakan bahwa proses ini bisa dibalik, terutama saat hal tersebut negatif
atau setidaknya dapat dikendalikan.
Mereka, para pengamat era globalisasi, pada kenyataanya
memiliki pendapat yang berbeda mengenai apa itu globalisasi. Teori-teori mereka
yang berkenaan dengan globalisasi tidak memengaruhi laju dari globalisasi itu
sendiri.
Reaksi Masyarakat Terhadap
Globalisasi
Sebagai sebuah "gejala" baru di kehidupan
masyarakat, globalisasi tentu melahirkan berbagai pendapat dan reaksi dari
masyarakat. Secara umum, reaksi mereka dibedakan menjadi dua, mereka yang pro
terhadap globalisasi dan mereka yang justru anti terhadap globalisasi ini.
1. Reaksi Masyarakat Terhadap
Globalisasi - Gerakan Mendukung Globalisasi
Pendukung globalisasi atau sering disebut dengan
pro-globalisasi menganggap bahwa globalisasi bisa meningkatkan kesejahteraan
dan kemakmuran ekonomi masyarakat dunia. Kelompok pendukung globalisasi
berpijak pada teori keunggulan komparatif yang dicetuskan oleh David Ricardo.
Teori itu menyatakan bahwa suatu negara dengan negara lain saling bergantung
dan dapat saling mengutungkan satu sama lainnya.
Salah satu contoh globalisasi dalam hal ini adalah bentuk
saling kebergantungan terjadi dalam bidang ekonomi. Dua negara dapat melakukan
transaksi pertukaran sesuai dengan keunggulan komparatif yang dimilikinya.
Contonya, Jepang memiliki keunggulan komparatif pada produk kamera digital,
sedangkan Indonesia memiliki keunggulan komparatif pada produk kainnya.
Jadi, dengan teori ini, Jepang dianjurkan untuk menghentikan
produksi kainnya dan mengalihkan produksinya untuk memaksimalkan produksi
kamera digital. Lalu, menutupi kekurangan penawaran kain dengan membelinya dari
Indonesia. Begitupun, sebaliknya.
2. Reaksi Masyarakat Terhadap
Globalisasi - Gerakan Anti-Globalisasi
Anti-globalisasi merupakan suatu istilah yang biasa
digunakan sebagai sikap politis individu atau kelompok yang menentang
perjanjian dagang global dan lembaga-lembaga yang mengatur perdagangan
antarnegara, seperti World Trade Organization (WTO).
Antiglobalisasi dianggap oleh sebagian orang sebagai gerakan
sosial. Sementara yang lainnya menganggap globalisasi sebagai istilah umum yang
mencakup sejumlah gerakan sosial yang berbeda-beda. Para penganut
antiglobalisasi, akan melakukan perlawanan terhadap ekonomi dan sistem
perdagangan global saat ini. Menurut mereka, globalisasi dapat mengikis
lingkungan hidup, hak-hak buruh, kedaulatan nasional, dan hal-hal lain yang
bersifat sebagai identitas negeri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar